Tanah tersebut merupakan aset Pemerintah Propinsi Jawa Barat yang telah diserahkan kepada Dinas Kehutanan untuk dikelola, lokasinya berada di sekitar Desa Cipendawa dan Desa Cikanyere.
Asep menuturkan, dilokasi tersebut merupakan wilayah resapan air yang dijadikan area hijau untuk kepentingan konservasi, dan tidak boleh dibangun bangunan yang akan beresiko merusak kawasan hutan ini.
“Kita akan tinjau sejauh mana kesiapan Dinas Kehutanan untuk melakukan pembangunan hutan kreatif ini, wilayah ini sangatlah potensial, ini bisa memberikan multiplayer efek bagi warga sekitar,” ujar Asep kepada beritatandas.id, Selasa (2/3/2021).
Ia berhararap, pembangunan spot ekowisata ini bisa memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat sekitar, pertama karena akses bagus dan dapat membangkitan ekonomi masyarakat sekitar.
“Selain membangkitan ekonomi, harapannya juga bisa menjadi pemasukan bagi PAD Desa, PAD Kabupaten, juga PAD Provinsi,” tambahnya.
Sebelumnya pada tahun 2020 lalu sudah pernah dianggarkan untuk membuat spot wilayah hutan kreatif sebesar Rp 6 Milyar, tetapi karena terkendala pandemi Covid-19 membuat anggaran tersebut dialihkan untuk penanganan pandemi.
“Di tahun 2021 kemungkinan pembangunan ekowisata hutan kreatif bisa terlaksana,” pungkasnya.